CINTA ITU "WALAUPUN" BUKAN "KARENA"

Sabtu, 12 Maret 2011

ASKEP BRONKITIS


BRONKITIS
Bronkitis adalah suatu peradangan dari bronkioli, bronkus dan trakea oleh berbagai sebab (Purnawan Junadi; 1982; 206).

Bronkitis Akut à (Bukan Termasuk PPOM)
Defenisi
Bronkitis akut adalah penyakit infeksi saluran nafas akut (inflamasi bronkus) yang biasanya terjadi pada bayi dan anak yang biasanya juga disertai dengan trakeitis (Ngastiyah; 1997; 36).
Bronkitis biasa juga disebut dengan laringotrakeobronkitis akut atau croup dan paling sering menyerang anak usia 3 tahun (Ngastiyah; 1997; 37).

Etiologi
Bronkitis akut biasanya sering disebabkan oleh virus seperti Rhinovirus, Respiratory Syncitial virus (RSV), virus influenza, virus para influenza, dan coxsackie virus. Bronkitis akut juga dapat dijumpai pada anak yang sedang menderita morbilli, pertusis dan infeksi mycoplasma pneumoniae (Ngastiyah; 1997; 37).
Penyebab lain dari bronkitis akut dapat juga oleh bakteri (staphylokokus, streptokokus, pneumokokus, hemophylus influenzae). Bronkitis dapat juga disebabkan oleh parasit seperti askariasis dan jamur (Purnawan Junadi; 1982; 206).
Penyebab non infeksi adalah akibat aspirassi terhadap bahan fisik atau kimia. Faktor predisposisi terjadinya bronkitis akut adalah perubahan cuaca, alergi, polusi udara dan infeksi saluran nafas atas kronik memudahkan terjadinya bronkitis (Ngastiyah; 1997; 37).

Pathofisiologi
Virus dan kuman biasa masuk melalui “port de entry” mulut dan hidung “dropplet infection” yang selanjutnya akan menimbulkan viremia/ bakterimia dengan gejala atau reaksi tubuh untuk melakukan perlawanan.

Manifestasi klinik Bronkitis akut

ü  Produksi mukus kental
ü  Batuk produktif debfab dahak purulen
ü  Dispnu
ü  Demam
ü  Suara serak
ü  Ronki 9bunyi paru diskontinu yang halus atau kasar) etrutama pada saat inspirasi
ü  Nyeri dada kadang-kadang timbul

Prognosis
Bila tidak ada komplikasi prognosis bronkitis akut pada anak umumnya baik. Pada bronkitis akut yang berulang dan bila anak merokok (aktif atau pasif) maka dapat terjadi kecenderungan untuk menjadi bronkitis kronik kelak pada usia dewasa (Ngastiyah; 1997; 37).

BRONKITIS KRONIK à (PPOM)

Defenisi

Bronkitis kronik didefinisikan sebagai suatu gangguan paru obstruktif yang ditandai oleh produksi mukus berlebihan di saluran napas bawah selama paling kurang 3 bulan berturut-turut dalam setahun untuk 2 tahun berturut-turut.

Patofisiologi
Mukus yang berlebihan terjadi akibat displasia sel-sel pengbasil mukus di bronkus. Selain itu, silia yang melapisi bronkus mengalami kelumpuhan atau disfungsional serta metaplasia. Peru bahan-peru bahan pada sel-sel penghasil mulcus dan sel-sel silia ini mengganggu sistem eskalator mukosiliaris dan menyebabkan penumpukan mukus kental dalam jumlah besar yang sulit dikeluarkan dari saluran napas. Mukus berfungsi sebagai tempat persemaian mikroorganisme penyebab infeksi dan menjadi sangat purulen. Timbul peradaDgan yang menyebabkan edema dan pembengkakkan jaringan. Ventilasi, terutarna ekshalasi/ekspirasi, terhambat. Timbul hiperkapnia karena ekspirasi menjadi memanjang dan sulit dilakukan akibat mukus yang kental dan adanya peradangan. Penurunanan ventilasi menyebabkan penurunan V/Q yang mengakibatkan vasokonstriksi hipoksik paru dan hipertensi paru. Walaupun alveolus normal, vasokonstriksi hipoksik dan buruknya ventilasi menyebabkan berkurangnya pertukaran oksigen dan hipoksia.
Risiko utama untuk timbulnya bronkitis kronik adalah merokok. Komponen-komponen asap rokok merangsang perubahan-perubahan pada sel-sel penghasil mukus bronkus dan silia. Komponen-komponen tersebut juga merangsang peradangan kronik, yang merupakan ciri khas bronkitis kronik.

Manifestasi klinik
ü  Batuk yang sangat produktif, purulen, dan mudah memburuk oleh iritan-iritan inhalan, udara dingin, atau infeksi
ü  Sesak napas dan dispnu

Penatalaksanaan dan terapi
Untuk terapi disesuaikan dengan penyebab, karena bronkitis biasanya disebabkan oleh virus maka belum ada obat kausal. Obat yang diberikan biasanya untuk mengatasi gejala simptomatis (antipiretika, ekspektoran, antitusif, roburantia). Bila ada unsur alergi maka bisa diberikan antihistamin. Bila terdapat bronkospasme berikan bronkodilator.
Penatalaksanaannya adalah istirahat yang cukup, kurangi rokok (bila merokok), minum lebih banyak daripada biasanya, dan tingkatkan intake nutrisi yang adekuat.
Bila pengobatan sudah dilakukan selama 2 minggu tetapi tidak ada perbaikan maka perlu dicurigai adanya infeksi bakteri sekunder dan antibiotik boleh diberikan. Pemberian antibiotik adalah 7-10 hari, jika tidak ada perbaikan maka perlu dilakukan thorak foto untuk menyingkirkan kemungkinan kolaps paru segmental dan lobaris, benda asing dalam saluran pernafasan dan tuberkulosis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar